Sabtu, 04 Juni 2011

2015 Rusia Kirim Pesawat Menuju Matahari

Matahari adalah salah satu
bintang terbesar di luar angksa. Namun, sejauh
ini belum ada ilmuwan yang bisa melakukan
penelitian dari jarak dekat.
Saat ini ada beberapa ilmuwan dari beberapa
negara yang tergabung dalam helio-
physicists telah membuat perangkat untuk
mendekati Matahari, untuk menelitinya
sedekat mungkin. Untuk menunjang
penelitian itu, Rusia berencana akan
meluncurkan pesawat ruang angkasa ke
Matahari.
Ide pertama mengirimkan pesawat ruang
angkasa ke Matahari berasal dari komunitas
ilmuwan Rusia pada tahun 1970 (di masa
Brezhnev). Namun, di awal proyek pertama
itu, pesawat tanpa awak itu secara teknis
dinilai tidak layak.
Kini para ahli dari Institute of Terrestrial
Magnetism, Ionosphere and Radio Wave
Propagation atau Pushkov (IZMIRAN),
Physics Institute of the Academy of
Sciences (FIAN) dan peneliti lainnya, sedang
bekerja untuk menyelesaikan proyek
Interhelioprobe. Direktur Lembaga Studi Luar
Angkasa dengan Akademisi Ilmu
Pengetahuan Rusia, Lev Zelyony,
mengatakan tidak menutup kemungkinan
bahwa pesawat antariksa ini nanti akan bisa
mendekati Matahari pada ketinggian 10-12
solar radii.
Dengan jarak sedekat itu, ancaman bahaya
memang akan muncul. Selain bahaya
overheating, juga bahaya penguapan sinar di
bawah Matahari yang bisa menyebabkan
kesalahan dalam pengukuran.
Oleh karena itu, yang akan menjadi prioritas
adalah mengembangkan perisai panas yang
mampu menahan suhu sampai 600 derajat
Celcius. Nantinya, bahan perisai itu akan
dibuat dari bahan tungsten, molybdenum, dan
bahan tahan api lainnya.
"Mendekati Matahari diperlukan untuk
mempelajari fenomena seperti 'solar flares',"
kata Vladimir Kuznetsov, Direktur IZMIRAN.
"Yang paling penting juga untuk mempelajari
siklus Matahari dan dinamo Matahari, karena
sampai hari ini kami masih tidak dapat
memprediksi awal dan amplitudo siklus ini."
Menurut Kuznetsov, jika mampu mempelajari
serta memprediksi siklus Matahari, akan
memungkinkan untuk mengurangi dampak
bahaya bagi Bumi.
Selain Rusia, proyek serupa juga dilakukan di
negara lain. Ilmuwan Eropa yang bekerja
untuk Solar Orbiter juga tengah meneliti
Matahari dari jarak 60 solar radii (jarak ini
sedikit lebih dekat dari orbit Merkurius).
American Solar Probe akan mendekati
Matahari pada jarak hanya 8.5 radii dari
permukaan.
Namun, Solar Orbiter baru akan diluncurkan
pada 2017, dan Solar Probe pada tahun 2018.
Sedangkan pesawat milik Rusia itu, diyakini
para ilmuwan akan diluncurkan pada 2015.

0 komentar:

Posting Komentar