Para penentang pelarangan
konsumsi sirip ikan hiu tengah berharap-harap
cemas karena pemerintah Amerika Serikat
akan melakukan pemilihan suara untuk
memperkenankan atau melarang
perdagangan bahan baku santapan yang
sangat populer tersebut.
Sebenarnya, apakah ada hal positif yang
diraih dari memakan sirip ikan hiu seperti yang
dibayangkan selama ini yang manfaatnya
lebih besar dibandingkan rusaknya lingkungan
akibat penangkapan besar-besaran hewan
tersebut?
Seperti diketahui, di China, selama berabad-
abad, sirip ikan hiu dipercaya mengandung zat
yang banyak membawa manfaat. Namun
tampaknya, makanan tersebut tidak
memiliki rasa apa-apa. Bahkan para
penggemar sirip hiu sekalipun mengakui
bahwa makanan itu tidak memiliki banyak
rasa.
Bukan karena kelezatannya, sirip hiu lebih
digemari karena teksturnya kenyal, berurat
dan berserabut. Tekstur makanan sendiri
dianggap sangat penting bagi masakan Asia
pada umumnya. Meski begitu, itu tidak bisa
dijadikan alasan untuk membantai ikan hiu.
Dari sisi kandungan, menurut peneliti asal
Food and Nutrition Information Center, sirip
hiu tidak mengandung banyak nutrisi. Sirip itu
umumnya terdiri dari tulang rawan, yang
secara umum tidak mengandung vitamin.
Para pelaku pengobatan alternatif
mengklaim bahwa tulang rawan hiu memiliki
zat yang memerangi kanker. Padahal, klaim
ini sendiri berasal dari keyakinan yang salah
bahwa hiu tidak terkena kanker. Menurut
National Cancer Institute, hanya satu
penelitian klinis terhadap tulang rawan hiu
sebagai cara perawatan kanker pada manusia
yang pernah dipublikasikan di jurnal
terkemuka dan itupun menunjukkan bahwa
tulang rawan hiu tidak efektif melawan
kanker.
“Kami mengujicoba secara farmasi apakah
ekstrak dari tulang rawan hiu juga dapat
meningkatkan tingkat keberhasilan pasien
yang tengah berjuang melawan kanker paru-
paru,” kata Charles Lu, onkolog dari M.D.
Anderson Cancer Center, Houston, yang
mengetuai penelitian itu di 2010 lalu.
Ketika itu, Lu menyebutkan, ia dan rekan-
rekannya melakukan perawatan tambahan
terhadap pasien yang mendapatkan
kemoterapi dengan memberikan beberapa
dosis ekstrak ikan hiu dalam jumlah yang
berbeda terhadap 397 pasien.“Sayangnya,
kami tidak melihat peningkatan dari peluang
keberhasilan,” ucap Lu, seperti dikutip dari
Life’s Little Mysteries, 1 Juni 2011.
Bahkan, sirip hiu justru malah sangat tidak
sehat. Sama seperti produk ikan lainnya,
mereka kemungkinan mengandung merkuri
dalam dosis yang cukup berbahaya. Merkuri
sendiri hadir akibat polusi di samudera. Dan
sebagai anggota tertinggi dari rantai makanan,
hiu berpotensi mengandung merkuri lebih
tinggi dibanding makhluk laut lainnya.
Sebagai gambaran, tahun 2001 lalu, Wild Aid,
sebuah kelompok pengamat lingkungan pada
laporannya mengungkapkan bahwa mereka
menemukan merkuri dalam level yang
sangat berbahaya pada sirip hiu yang
ditemukan di Hong Kong. Angkanya 42 kali
lebih tinggi dibanding batas aman bagi tubuh
manusia. Padahal sirip hiu itu dipasarkan ke
seluruh dunia.
Artinya, dengan kata lain, sirip hiu justru
berbahaya bagi kesehatan, bukannya
membawa manfaat. Dan kemungkinan,
dalam waktu dekat ia akan dilarang untuk
dikonsumsi di California, Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar