Lima tahun terakhir
dianggap sebagai 'jaman keemasan kejahatan
cyber'. Namun Eugene Kaspersky, pendiri
Kaspersky Lab, berharap hal itu akan
berakhir di 2011.
"Lima tahun terakhir adalah 'the golden age
of cybercrime', tapi saya berharap tahun ini
akan berakhir. Karena, polisi saat ini benar-
benar marah (pada cybercrime)," kata
Eugene dalam Security Analyst Summit
yang digelar di Kempinski Bahia, Malaga,
Spanyol, 16-19 Juni 2011.
Selama lima tahun belakangan, ia
memperhatikan evolusi para pelaku
kejahatan cyber. Dari sekadar iseng, kini
mereka telah menjadiprofesional, dengan
struktur yang makin jelas.
Penjahat cyber itu, ujar Eugene, memiliki
situs, blog dan forum sendiri yang
tersembunyi dari pihak luar. Bahkan mereka
memiliki 'supermarket' alias pasar gelap,
mengeluarkan press release dan
menyediakan layanan dukungan teknis.
"Beberapa dari mereka tak mau mengakui diri
sebagai penjahat cyber, mereka menganggap
yang dilakukan adalah kejahatan tanpa
korban. Ada juga yang berlaku bak Robin
Hood, tidak mau menginfeksi atau mencuri di
negerinya sendiri," kata Eugene.
Salah satu cara untuk bisa mengurangi
pertumbuhan cybercrime yang makin ganas
ini, kata Eugene, pihak-pihak yang melawan
cybercrime harus bisa membuat bisnis
cybercrime sulit dan tidak menguntungkan.
Kloud Security Network
Salah satu cara yang bisa dilakukan
perusahaan keamanan adalah dengan
memanfaatkan teknologi berbasis cloud.
Kaspersky melakukan ini melalui Kloud
Security Network mereka.
Ini memungkinkan semua komputer yang
menggunakan piranti lunak Kaspersky
tersambung pada satu jejaring yang saling
menguntungkan. Misalnya, ada salah satu
komputer yang terinfeksi malware baru,
maka dengan cepat malware itu akan
teridentifikasi sehingga pengguna lain tak
sempat terinfeksi.
Hal itu dimungkinkan karena sistem ini akan
mengirimkan 'sidik jari' malware yang
tertangkap langsung ke sistem Kloud. Secara
otomatis, semua pelanggan Kloud ini akan
mengenali malware tersebut.
Efek yang paling signifikan dari teknologi ini
adalah, jumlah infeksi malware tak akan
mencapai titik kritis. Padahal penjahat cyber
butuh infeksi pada titik kritis itu untuk mulai
mendapatkan keuntungan.
"Saat kami mulai menggunakan teknologi ini,
kami mendapat masukan negatif. Yaitu dari
forum penjahat cyber di Rusia, mereka tidak
senang karena malware mereka tak akan
menghasilkan keuntungan," ujar Eugene.
Eugene mengakui, teknologi ini bukan 'peluru
perak' yang akan menghentikan semua
malware. Namun dengan teknologi ini,
pelaku akan makin sulit membuat malware
yang bisa menyebar cepat.
Artinya, lanjut Eugene, hanya yang benar-
benar profesional yang akan membuat
malware. Dan mereka yang masih 'junior' tak
punya kesempatan untuk belajar menjadi
penjahat kelas kakap.
Selain Kloud dari Kaspersky, teknologi
serupa telah dikembangkan oleh vendor
keamanan lain. Eugene mencontohkan
Quorum (Symantec), Global Threat
Intelligence (McAfee) ataupun Smart
Protection Network (Trend Micro).
Sumber : detikINET
0 komentar:
Posting Komentar