Sebuah panel ilmuwan
terkemuka mengungkapkan bahwa radiasi
dari telepon seluler (ponsel) bisa menjadi
agen penyebab kanker otak. Para ahli
menempatkan ponsel dalam kategori benda
yang memiliki risiko bagi kesehatan, sama
dengan pestisida, DDT, knalpot bensin, dan
kopi.
Menurut kantor berita Associated Press (AP),
temuan ini diumumkan Selasa, 31 Mei 2011 di
Lyon, Prancis, oleh Badan Internasional
untuk Penelitian Kanker setelah melakukan
sejumlah riset. Badan ini berada di bawah
arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Setelah penelitian bersama selama seminggu
penuh, para ilmuwan menemukan tipe radiasi
elektronagnetik di telepon seluler,
microwave, dan radar. Menurut mereka, ada
bukti bahwa radiasi telepon seluler bisa
memicu dua tipe kanker otak. Namun bukti
itu perlu diteliti lebih lanjut.
"Kami menemukan beberapa benang merah,
bukti yang mengungkapkan pada kami
bagaimana kanker bisa terjadi. Namun masih
ada beberapa hal yang belum diketahui dan
harus dipastikan,"kata anggota panel,
Jonathan Samet dari Universitas Southern
California, seperti dimuat AP, Rabu 1 Juni
2011.
Sementara, anggota panel yang lain, Kurt
Straif mengatakan, paparan tertinggi radiasi
adalah saat ponsel digunakan untuk
menelepon. "Untuk penggunaan pesan
pendek (SMS) atau menggunakan perangkat
hands-free akan memperkecil paparannya."
Namun, meski 'berpeluang karsinogen (zat
penyebab kanker)' itu tak berarti ponsel
secara otomatis menyebabkan kanker. Dan
sejumlah ilmuwan pun yakin, temuan ini tak
akan lantas mengubah kebiasaan orang.
"Apapun dimungkinkan menjadi karsinogen,"
kata Donald Berry, profesor biostatistik di MD
Anderson Cancer Center di Universitas Texas.
Ia tak terlibat dalam penelitian ini. "Ini bukan
sesuatu yang saya khawatirkan dan tak
akan menghentikan saya menggunakan
telepon genggam."
Karena ponsel sangat populer, mungkin
mustahil bagi para ahli untuk
membandingkan antara pengguna ponsel
yang menderita tumor otak dengan orang
yang tidak menggunakan perangkat namun
memiliki penyakit yang sama. Apalagi,
menurut survei tahun lalu, jumlah pelanggan
ponsel di seluruh dunia telah mencapai lima
miliar, atau hampir tiga perempat dari populasi
global.
Ponsel mengirimkan sinyal ke menara
terdekat menggunakan frekuensi gelombang
radio -- dengan bentuk yang sama dengan
gelombang radio FM dan microwave. Namun
radiasi dari ponsel tidak secara langsung
merusak DNA dan berbeda dengan tipe radiasi
yang lebih kuat seperti sinar X dan radiasi
ultraviolet.
Dalam level tinggi, gelombang dari ponsel
bisa memanaskan jaringan tubuh. Namun
belum dipastikan, apakah itu bakal merusak
sel tubuh manusia.
Beberapa ahli menyarankan pengguna ponsel
mengenakan headset atau earpiece nirkabel
jika khawatir dengan dampak yang
ditimbulkan alat itu bagi kesehatan.
Menurut Otis Brawley, kepala kesehatan
American Cancer Society, mengimbau agar
orang-orang lebih mengkhawatirkan
ancaman nyata ketimbang ponsel. "Meski
ponsel bisa menyebabkan tumor otak,
namun itu membunuh orang jauh lebih sedikit
daripada kecelakaan lalu lintas misalnya,"
kata dia.
Meski demikian ia menyarankan pembatasan
ponsel untuk anak-anak. Sebab, otak mereka
masih berkembang.
0 komentar:
Posting Komentar