Perselisihan perbatasan di antara
Vietnam dan China kini diwarnai dengan
perang dunia maya di antara peretas kedua
negara. Para peretas komputer saling
menyerang ke ratusan situs, termasuk
halaman internet milik pemerintah.
Peretas China dilaporkan telah memuat
gambar bendera China di situs milik Vietnam.
Balasannya, peretas Vietnam memasang
gambar pria bersenjata di sejumlah situs
China. Selama ini hubungan antara Vietnam
dan China bisa disebut canggung. Aksi publik
dari kedua negara ini merupakan tindakan
yang jarang terjadi.
Aksi massa warga Vietnam dan China
didorong oleh sengketa kepemilikan
kepulauan di Laut China Selatan. Akhir pekan
lalu, ratusan warga Vietnam memprotes
angkatan laut China yang berpatroli di
perairan yang diperebutkan tersebut.
Aksi demonstrasi di Hanoi dan Ho Chi Minh
City ini mengemuka menyusul konfrontasi
antara kapal Vietnam dengan patroli China.
Hanoi menuduh kapal patroli China ini
memotong kabel milik kapal Vietnam yang
tengah melakukan riset seismik di kawasan
sekitar 120 km di lepas pantai Vietnam.
Sementara China mengklaim kalau kapal
Vietnam tersebut berada di kawasan
terlarang.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung,
Kamis (9/6), menyampaikan komentar
terkait perselisihan ini dengan mengatakan
kedaulatan Vietnam tidak bisa diragukan di
kepulauan Paracel dan Spratly.
"Kami akan melanjutkan untuk tetap
mempertahankan kedaulatan zona maritim
dan kepulauan negara kami,'' kata Dung
seperti dikutip dari koran Thanh Nien.
Kawasan Laut China Selatan merupakan
daerah penting yang menjadi rute kapal
pembawa minyak dan gas. Selain China dan
Vietnam, negara lain seperti Malaysia, Brunei
dan Taiwan juga mengklaim kawasan di Laut
China Selatan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar