Kamis, 19 Mei 2011

Andi Arief Enggan Berkomentar Tentang Perkiraan Gempa di Jakarta

Staf Khusus Presiden
Bidang Bencana Alam Andi Arief enggan
menanggapi komentar Wakil Ketua DPRD
DKI Jakarta Triwaksana yang
menganggap sebelah mata potensi
gempa 8,7 Skala Richter (SR)di
Jakarta. Andi menyerahkan kebenaran soal
potensi gempa tersebut kepada masing-
masing pihak.
"Saya tidak ingin berpolemik. Silahkan
memilih percaya atau tidak, tidak perlu jadi
polemik panjang," ujar Andi kepada
detikcom, Kamis (20/5/2011).
Andi mengatakan, dua hasil penelitian soal
potensi gempa di Selat Sunda pertama
diutarakan Tim 9 tentang peta gempa resmi
pemerintah 2010 (potensi 8,4 SR) dan
disertasi Rahma di Nagoya Jepang
berdasarkan data GPS yang ditanam
Bakosurtanal 2011 (8,7SR).
"BNPB melalui kepala Data publikasi DR
Sutopo bahkan sudah membuat modelling
tsunaminya yang tadi dipaparkan bersama di
kampus UI," jelas Andi.
Menurut Andi, ketimbang menuding dirinya
macam-macam sebaiknya semua pihak
melihat secara seksama rekomendasi tim 9
dan melaksanakannya. "Jangan
mempolemikkan hazaard gempa, lebih baik
laksanakan rekomendasi tim 9," tuturnya.
Rekomendasi Rencana Aksi Jangka Pendek
sampai Menengah (lima tahun ke depan)
yang dibuat Tim 9 yakni;
a. Investigasi microseismik untuk pemetaan
patahan yang belum teridentifikasi.
b. Studi lanjutan mengenai karakteristik
gempa beserta studi parameter gempa untuk
tiap zona, baik untuk gempa patahan dangkal
maupun gempa subduksi.
c. Pembuatan peta mikrozonasi untuk
beberapa kota besar yang berpenduduk
padat untuk masukan dalam kajian resiko
bencana dan tata ruang suatu kota serta
emergency plan sehingga dapat dirumuskan
langkah mitigasi yang tepat.
d. Mempercepat pelaksanaan pemasangan
jaringan strong-motion accelerometer untuk
dapat mengerti karakteristik gempa tersebut
dan mengembangkan database input motion.
e. Pengembangan fungsi atenuasi yang
didasarkan pada rekaman strong-ground
motion gempa-gempa Indonesia.
f. Melakukan kajian secara berkelanjutan
yang diperlukan untuk memberikan masukan
dalam upaya jangka menengah
penyempurnaan peta gempa Indonesia
secara berkala setiap lima tahun sekali,
dengan temuan-temuan patahan aktif,
pengukuran GPS, dan fungsi atenuasi
Indonesia

sumber : detik

0 komentar:

Posting Komentar