Seiring dengan tatapan mata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, lantang menjawab pertanyaan dari politikus PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan, dugaan adanya perpecahan di pucuk pimpinan KPK.
Samad dengan suara lantang, menatap satu persatu anggota Komisi III DPR --membidangi masalah hukum dan HAM-- membantah tegas isu perpecahan tersebut.
Sebenarnya yang terjadi bukan perpecahan, tapi perbedaan pendapat. Komisi III sering kita lihat sendiri terjadi perbedaan pendapat, itu sebuah dinamika," kata Samad dengan gaya bicara yang khas saat melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Senin (27/02/2012).
"Posisi kita sendiri, seperti yang kita lihat kerap terjadi perbedaan pendapat," katanya lagi.
Samad kemudian mengibaratkan para wakilnya di KPK, seperti penyerang, namun memiliki gaya berbeda dengan latar belakang yang berbeda pula.
"Semuanya striker, latar belakang yang berbeda, membuat kita kerap punya pendapat yang berbeda. Saya yang berasal dari seberang, berbeda dengan yang lain.
Samad kemudian meminta dimaklumi, bila ia termasuk yang selalu berfikir cepat dalam memutuskan sesuatu. Namun, keputusan itu, bukan karena tidak akurat.
"Kalau saya jalannya cepat, tidak seperti biasanya, ya itulah saya. naik tangga, tidak satu-satu, tapi loncat-loncat. Tapi bukan berarti tidak akurat," tegas Samad.
Politikus PDI-P lainnya, Ahmad Basarah kemudian berujar, Samad sudah memenuhi janji politiknya yang pernah ia sampaikan saat menjelaskan visi misinya sebagai calon pimpinan KPK. Basarah kemudian menyarankan Abraham Samad untuk tak usah pulang ke kampung halaman.
"Dalam waktu dua bulan ini, Abraham Samad setidaknya sudah memenuhi janjinya menuntaskan kasus besar. Kasus travel cek dan kasus Wisma Atlet. Untuk itu, Abraham Samad tak usah pulang kampung," kata Basarah
sumber:Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar