"EVDO Rev B akan kita gelar awal bulan depan,"
kata Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim
di sela peluncuran kartu Smartfren, di EX Plaza,
Jakarta, Jumat (16/9/2011).
Untuk infrastrukturnya, akan ada 1000 pemancar
khusus yang bakal dibangun untuk Rev B ini dari
total 4500 base transceiver station (BTS) yang
ditargetkan pembangunannya hingga akhir
tahun.
"Untuk Rev B sendiri baru ada 200 BTS saat ini.
Namun untuk yang umum sudah 4000 BTS
yang selesai dibangun, dan semuanya sudah Rev
B ready," kata Djoko.
Djoko pun menjelaskan, alasan Smartfren lebih
fokus mengembangkan layanan data internet tak
lain karena rendahnya churn rate (nomor
hangus) untuk layanan data. Terlebih, average
revenue per user/ARPU (penggunaan rata-rata
per pelanggan) untuk data jauh lebih tinggi.
"Voice itu churn rate-nya 80%, sedangkan data
cuma 1%. Sementara ARPU data kami Rp 60
ribu, dan voice cuma Rp 15 ribu," kata dia.
Saat ini, jaringan Smartfren yang menggunakan
total 9 kanal di frekuensi 1900 MHz dan 800 MHz,
sudah tersebar cakupannya di 19 kota besar di
seluruh Indonesia. Namun untuk EVDO Rev B,
cakupannya baru akan sebatas di 10 kota besar
saja.
"Untuk tahap awal nanti baru di inner city Jakarta
saja. Baru kemudian secara bertahap
dikembangkan ke daerah lain," kata Djoko yang
menolak untuk menyebutkan nilai investasinya.
Smartfren saat ini memiliki 7 juta pelanggan.
Djoko tak begitu optimistis dengan kondisi
perusahaannya saat ini bisa menggapai target 10
juta pelanggan. "Mungkin kami hanya bisa
mendapatkan 8 juta pelanggan saja," kata dia
coba realistis.
Meski demikian ia yakin, program kampanye
penggunaan data berkecepatan tinggi yang
ditawarkannya akan membuat Smartfren lebih
diminati pelanggan.
"Dengan kecepatan internet kami yang saat ini
sudah 3,1 Mbps dan anti lelet, bahkan kalau
monyet yang jadi pelanggan kami dan YouTube-
an, mereka pun pasti akan puas,"katanya disela-sela jumpa pers.